2.5 Faktor Pemicu Terjadinya Fraud
Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk kecurangan, yang di sebut juga dengan teori GONE, yaitu:
1. Greed (Keserakahan)
2. Opportunity (Kesempatan)
3. Need (Kebutuhan)
4. Exposure (Pengungkapan)
Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku fraud atau di sebut sebagai faktor individu keserakahan merupakan hal yang bersifat sangat personal sehingga sulit sekali dapat di hilangkan oleh ketentuan perundangan karena jika sudah butuh, di tambah motivasi dan sikap serakah maka orang akan cenderung melanggar ketentuan.
Sedangkan Opportunity dan Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan fraud atau disebut juga faktor generik. Adanya kesempatan mendorong seseorang untuk berbuat fraud, dengan pikiran “mungking lain kali tidak ada kesempatan lagi”. Sementara Exposure atau pengungkapan berkaitan dengan proses pembelajaran curang karena menganggap sanksi terhadap fraud tergolong ringan.
2.6. Pencegahan Fraud
Fraud dapat di cegah dengan pengendalian yang memadai, dengan membentuk sistem pengendalian yang baik dan efektif serta secara berkala melakukan audit atas seluruh bagian, hal ini di dukung dengan adanya fungsi internal audit di dalam perusahaan.
2.5.1. Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang di pergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalan nya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang dii tetapkan.
Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin di kelompokkan menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:
1. Pengendalian untuk pencegahan, pengendalian untuk pemeriksaan dan pengedalian korektif.
2. Pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
3. Pengendalian administrasi dan pengendalian akuntansi.
4. Pengendalian input, proses, dan output.
Pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini:
1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika.
2. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi.
3. Struktur organisasional.
4. Badan audit dewan komisaris
5. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab.
6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
7. Pengaruh-pengaruh eksternal
2.5.2. peran Auditor Internal
Salah satu resiko yang paling penti ng yang mempengaruhi suatu organisasi adalah kerentanan terhadap fraud.
Oleh karena itu adalah tanggung jawab setiap fungsi audit internal untuk meningkatkan kesadaran fraud dalam sebuah organisasi, termasuk mendorong komite audit dan manajemen senior untuk mengatur pengakuan yang tepat, menciptakan kesadaran kontrol, dan membantu mengembangkan respon yang kredibel terhadap potensi resiko fraud.
2.5.3. Sistem Pengendalian Internal
Ada tiga konsep utama yang mendasari studi pengendalian internal dan penilaian resiko kendali:
1. Tanggung Jawab manajemen
Manajemen bertanggung jawab atas persiapan dari laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Jaminan yang wajar
Perushaan perlu mengembangkan pengendalian internal yang memberikan jaminan wajar tetapi tidak absolut bahwa laporan keuangan telah dinyatakan wajar.
3. Pembatasan intern
Pengendalian intern tidak pernah dapat diaggap sepenuhnya efektif, dengan mengabaikan perhatian yang di ikuti dalam rancangan dan implementasi mereka.
2.5.4. Komponen Pengendalian Internal
Pengendalian internal dirancang dan di implementasikan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahw sasaran hasil pengendalian manajemen akan terpenuhi.
Lima komponen pengendalian internal:
1. Lingkungan kendali
2. Penilaian resiko
3. Aktivitas pengendalian
4. Infomasi dan komunikasi
5. Pengawasan
2.6. Menilai Resiko Pengendalian
Penilaian resiko pengendalan dapat di lihat dari beberapa aspek diantaranya:
1. Penilaian yang sepsifik yang harus di buat untuk tiba pada penilaian awal.
a. Menilai apakah laporan keuangan bisa di audit
b. Menentukan resiko kendali yang telah dinilai di dukung oleh pemahaman yang diperoleh
c. Menilai apakah mungkin bahwa resiko kendali yang lebih rendah bisa di dukung
d. Menentukan resiko pengendalian yang sesuai yang telah di nilai
2. Mengidentifikasi sasaran audit yang terkait dengan transaksi. Auditor biasanya menilai resiko pengendalian untuk sasaran hasil audit yang terkait dengan transaksi untuk masing-masing jenis transaksi dalam setiap siklus transaksi.
3. Mengidentifikasi pengendalian spesifik. Auditor mengidentifikasi kendali dengan melanjutkkan informasi yang deskriptif tentang sistem klien.
4. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kelemahan. Kelemahan pengendalian intern adalah ketidak hadiran kendali yang cukup, yang menigkatkan resiko dari salah saji dalam laporan keuangan.
5. Pendekatan empat langkah untuk mengidentifikasikan kelemahan yang penting:
a. Mengidentifikasi pengendalian yang ada
b. Mengidentisfikasi ketidak pengendalian kunci
c. Menentukan salah saji meterial potensial yang bisa di hasilkan
d. Mempertimbangkan kemungkinan pengendalian kompensasi
6. Matriks resiko pengendalian, membantu dalam proses penilaian resiko pengendalian
7. Menilai resiko pengendalian, di lakukan ketika kendali kelemahan telah di kenali dan di hubungkan dengan sasaran hasil audit yang terkait dengan transaksi.
Post a Comment